Satu dari sepuluh perintah Tuhan yang diberikan pada anak-anak Israel adalah “Hormatilah ayah dan ibumu agar panjang umurmu di bumi” (Keluaran 20:12). Hubungan anda dengan ayah dan ibu anda menjadi pondasi untuk hubungan anda dengan pribadi pemimpin anda sepanjang hidup anda.

Konflik dengan bentuk otoritas adalah sumber utama depresi dan ketakutan. Jika hal ini dipegang sepanjang waktu, kedua emosi ini punya andil untuk memperpendek suatu kehidupan. Kebalikan dari hal ini juga adalah kebenaran : “perilaku yang sehat terhadap otoritas juga akan memperpanjang hidupmu”.

Otoritas Diperlukan Sebagai Perintah

Dapatkah anda bayangkan negara kita akan jadi apa jika tidak ada penghormatan bagi orang yang memegang otoritas. Kita punya contoh tayangan kekacauan yang terjadi selama pemilihan presiden. Itu adalah karena adanya penghormatan pada pemimpin yang berbeda-beda.

Ketika terdapat kelompok individual, sudah keharusan ada seseorang yang memperlengkapi peraturan pemerintahan tentang bagaimana setiap individu dalam kelompok itu akan berhubungan satu sama lain dan terhadap kelompoknya. Keluarga adalah kelompok paling dasar yang disusun dalam rumah. Beberapa orang tua sangat demokratis dan membiarkan anak-anaknya untuk mengekspresikan dirinya sendiri. Sementara beberapa orang tua lainnya amat otoriter dan tidak membiarkan anaknya punya pendapat.

Akhirnya, akan ada orang tua yang otoritatif (berkuasa) yang menyadari bahwa anaknya punya pandangan, namun tidak memberikan anaknya pilihan yang adil seperti halnya orang yang dewasa dalam keluarga. Itu terjadi dalam keluarga yang anak-anaknya belajar tentang perilaku terhadap otoritas dan tanggung jawab mereka untuk kegunaan penerapannya dalam kehidupan.

Perilaku anak-anak yang belajar dari otoritas orang tuanya di rumah akan ditransferkan terhadap bentuk otoritas ketika mereka berhubungan dengan komunitas diluar rumah. Satu pelajaran terpenting orang tua ialah mengajar anak-anaknya tentang bagaimana berhubungan dengan orang-orang dalam otoritas.

Otoritas Tidak Selalu Benar
Otoritas yang selalu benar ialah Otoritas Tuhan. Firman Tuhan selalu betul dan benar. Bagaimanapun, ketika otoritas melewati tangan manusia akan ada kemungkinan terjadi kesalahan dalam pelaksanaannya. Jika saya mengharapkan mereka yang ada dalam otoritas untuk benar dan ternyata mereka tidak melakukannya, opini saya dan perilaku saya terhadap otoritas akan menjadi negatif.

Tuhan tidak mengharapkan orang tua untuk selalu benar, namun Tuhan tahu bahwa tuntunan orang tua selalu dibutuhkan. Itu adalah pesan yang orang tua inginkan anaknya untuk mengerti. Otoritas tidak selalu benar, namun otoritas selalu dibutuhkan, sejak absen-nya otoritas, terjadi kekacauan.

Ada hal penting yang orang tua dapat lakukan untuk mengajarkan anak-anaknya kebenaran ini :
1. Menetapkan hubungan kasih yang kuat dengan anak-anaknya.
2. Menjelaskan pada anak dengan kata-kata pengertian mengapa anda memberikan instruksi kepada mereka dan menyusun batasan yang jelas bagi mereka.
3. Ketika anak-anak menanyakan tentang penghakiman, sadari bahwa anda sendiri tidak selalu benar. Tolong mereka untuk melihat hingga mereka punya hidup yang cukup panjang bahwa anda lebih memilih untuk benar dalam penghakiman tentang apa yang baik untuk mereka daripada menurut pikiran mereka sendiri.

Pemenuhan Otoritas Mengurangi Konflik

Ketika seorang anak yang bersikap menolak kepatuhan terhadap otoritas diperbolehkan berbuat hal itu di dalam rumah, anak akan mengambil perilaku menolak kepatuhan ke sekolah dan dimensi sosial yang semakin luas. Seringkali, ini adalah awal konflik jangka panjang dengan bentuk otoritas yang ada seperti terhadap pengasuh anak, guru, petugas bantuan hukum, dan petugas pemerintah lainnya.

Ketika bentuk otoritas terkasih di rumah menolong anda mengerti bahwa otoritas diperlukan untuk maksud tertentu meski tidaklah selalu benar, mereka meletakkan pekerjaan dan setuju dengan otoritas. Mereka menuntun orang untuk menghormati pemimpin. Ketika anda ada dalam kepemimpinan, anda tahu bahwa orang tidak mengharapkan diri anda untuk menjadi sempurna. Ketika orang lain ada dalam kepemimpinan, anda juga harus menghormati kesalahan yang bisa mereka buat.

Meskipun ayat Firman Tuhan mengajarkan kita hal itu, untuk kebanyakan waktu kita, kita seharusnya setuju dengan otoritas, dengan beberapa pengecualian. Ketika Petrus dilarang untuk berkotbah tentang Injil, dia mengatakan bahwa manusia harus lebih menghormati Tuhan daripada sesama manusia (Kisah Rasul 5:17-42). Ketika moral kita berlawanan dengan dasar Alkitab dan kelihatan menjadi sesuatu yang bertentangan dengan masyarakat yang juga berarti pemberontakan terhadap Tuhan, ada waktu-waktu ketika kita tidak akan mempunyai persetujuan dengan otoritas masyarakat tersebut. Namun kejadian seperti itu harus diputuskan kasus per kasus.

Hai hamba-hamba, taatilah tuanmu yang di dunia ini dalam segalahal, jangan hanya di hadapan mereka saja untuk menyenangkan mereka, melainkan dengan tulus hati karena takut akan Tuhan. Apapun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia. (Kolose 3:22-23)

Sumber : Dr. Richard D. Dobbins – Emerge Ministries – cbn

Sumber artikel:
https://www.jawaban.com/read/article/id/2005/01/17/58/080117202017/formula_tuhan_untuk_panjang_umur_bag1