KHOTBAH MINGGU 5 APRIL

Minggu Passion VII – Palmarum : Palm

Invocatio         : “Barangsiapa menyambut kamu, ia menyambut Aku, dan barangsiapa menyambut Aku, ia menyambut Dia yang mengutus Aku” (Matius  10 : 40)

Bacaan             :  Yesaya  52 : 7 – 12 

Khotbah           :  Markus  11 : 1 – 11 

Tema                :  “Mengikut Yesus”

Pendahuluan.

Pada Minggu ini, kita memasuki Minggu Passion VII, Minggu Passion yang terakhir, dan kita akan memasuki Jumat Agung, kematian Tuhan Yesus, melalui jalan kesengsaraan dan jalan Salib – via dolorosa dan via Crucis. Disebut Minggu Palmarum, minggu palma mengingatkan kita bagaimana Tuhan Yesus disambut di gerbang Jerusalem dengan daun palma (pucuk kurma), bahan khotbah kita pada minggu ini.  Tema setelah melewati semua perenungan tentang penderitaan Tuhan Yesus, yakni “Mengikut Yesus” artinya bagaimana kita kembali mengambil keputusan untuk terus mengikut Yesus.  Sebelum kita menerusken khotbah ini saya mau mengajak kita menyanyikan sebuah lagu rohani yang berjudul, “Mengikut Yesus Keputusanku” (I Have Decided to Follow Jesus) :

Mengikut Yesus keputusanku , Mengikut Yesus keputusanku,

Mengikut Yesus keputusanku, Ku tak ingkar, ku tak ingkar.

Tetap ku ikut walau sendiri, Tetap ku ikut walau sendiri,

Tetap ku ikut walau sendiri, Ku tak ingkar, ku tak ingkar

Lagu ini merupakan salah satu puji-pujian tertua yang masih tetap dinyanyikan sampai sekarang. Kalau kita membuka youtube tentang latar belakang lagu ini, liriknya diambil dari kata-kata terakhir yang diucapkan seorang laki-laki berasal dari Assam (sebuah desa di Timur Laut India). Dia bersama keluarganya memutuskan menerima Tuhan Yesus pada pertengahan abad ke 19. Kepala suku Assam memaksanya untuk meninggalkan imannya, namun lelaki itu berkata “I have decided to follow Jesus” = “Mengikut Yesus Keputusanku”. Walaupun kepala suku dan penduduk mengancam akan memenggal kepalanya, namun dia tidak gentar dan tetap berkata “Though no one joins me, still I will follow” = “Tetap Kuikut Walau Sendiri”. Isterinya telah dibunuh karena iman mereka dan pada akhirnya lelaki itupun dieksekusi ketika sedang menyanyikan “The cross before me, the world behind me” yang artinya “Salib di depan, dunia di belakang”. Sungguh luar biasa, apakah segalanya berakhir? Ternyata tidak! Penyataan iman laki-laki ini telah membawa kepala suku dan semua penduduk desa bertobat dan mengikut Yesus.

Mengikut Yesus harus menjadi keputusan pribadi kita, tanpa intervensi siapapun,  tidak asal ikut, apalagi ikut-ikutan. Mengikut Yesus harus dengan penuh kesadaran. Tuhan tidak memaksa kita untuk mengikuti-Nya, tetapi Dia memanggil manusia mengikuti-Nya. Dengan lembut Tuhan Yesus memanggil, memanggil aku dank au, memanggil kita mengikuti-Nya. Ya, mengikut Yesus harus terus menjadi komitmen bagi kita orang-orang percaya. 

ISI

Invocatio, Matius 10:40, Yesus Kristus tidak hanya memanggil manusia untuk menjadi murid-murid-Nya dan mengikuti-Nya. Tetapi juga mengutus mereka memberitakan Injil Kerajaan Allah (Kabar Baik tentang Dia). Tuhan Yesus melihat tidak gampang, tetapi Dia mempersiapkan melakukan Missi ini (Missio Dei : Missi keselamatan Allah bagi dunia), sebelum invocatio ini Dia katakan, “Akan ada tantangan bahkan penderitaan dan penolakan ketika murid-murid memberitakan Injil. Tetapi sungguh-sungguh menjadi sukacita, ketika “Khabar Baik” diterima artinya Menerima Yesus yang adalah Tuhan berarti menerima pengampunan dan keselamatan, serta masuk ke dalam Kerajaan Allah. Artinya bagi kita, “Mengikut Yesus ternyata disertai dengan perintah memberitakan berita sukacita yaitu berita keselamatan.” 

Melalui bacaan (Yes. 52:7-12),  Suatu kerinduan akan keselamatan ketika kita dikalahkan, ditawan dan dibuang jauh dari keluarga, saudara, tetangga, dari sahabat dan teman sungguh suatu yang sangat memilukan. Kalau boleh saya gambarkan, saudara kita yang saat ini terpapar virus corona, positif, diisolasi, berjuang melawan virus, hidup atau mati, saat ini terpisah dengan keluarga, tidak ada yang bisa diandalkan, pilu sekali. Demikian bangsa Israel, tinggal berpuluh-puluh tahun, terasing dari rumah sendiri, Rumah Tuhan (pusat ibadah sendiri dan negeri sendiri) sungguh sangat menyesakkan hati, terasa hancur, pedih, kehilangan harapan dan mimpi. Tetapi Tuhan tidaklah meninggalkan mereka, Yesaya menubuatkan keselamatan dari Tuhan bagi Sion (orang Yehuda). Betapa indahnya kelihatan kedatangan pembawa berita damai, kabar baik, berita selamat dari Tuhan bagi umat terjajah dan terbuang. TUHAN tampil sebagai Raja. Dia Raja segala raja. Dia datang kembali ke Sion. TUHAN telah menghibur umat-Nya, Dia telah menebus mereka. Dia menunjukkan tangan-Nya yang kudus di depan semua bangsa. Setelah 70 tahun TUHAN membawa mereka kembali ke Yerusalem. TUHAN berjalan di depan bangsaNya dan berjaga di belakang mereka. Banyak orang yang hidup dalam kebimbangan, ketidakpastian dan keputusasaan. Ada yang yang tidak bisa melihat terang dalam hidupnya. Ada yang hilang pengharapan akan masa depan. Ada orang yang merasa terbuang dan terasing dalam hidupnya. Mereka sangat membutuhkan kehadiran kita para utusan Tuhan Yesus. Sebagai pengikut Yesus, marilah membawa kabar baik, terang bagi saudara-saudari kita yang membutuhkan. Biarlah mereka menerima keselamatan Tuhan Yesus melalui kita. 

 Khotbah (Markus 11:1-11). Dalam ketaatan-Nya kepada Bapa-Nya di sorga, Yesus pergi menuju Yerusalem tempat Dia akan ditangkap dan dihukum mati. Dia tetap pergi kesana sekalipun maut menanti. Yesus datang kesana dengan mengendarai keledai muda yang adalah lambang kerendahan hati. Ia tidak menunggangi kuda lambang kekuatan dan kekuasaan. Orang banyak mengikuti Yesus menuju Yerusalem. Mereka menyambut Yesus yang datang dengan sorak-sorai dan sangat meriah. Hal itu terlihat dengan membuka baju mereka dam meletakkannya di jalan yang dilalui Yesus. Ada juga yang meletakkan ranting-ranting hijau di jalanan. Ada banyak orang yang dibelakang Dia dan di depan-Nya. Mereka berseru dan berkata-kata, “Hosana! Diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan, diberkatilah Kerajaan yang datang, Kerajaan bapak kita Daud, hosanna di tempat yang maha tinggi!” Ternyata motivasi mereka menyambut dan mengikut Yesus mau menjadikan mereka sebagai mesias politis. Supaya Yesus melepaskan mereka dari penjajahan kerajaan Romawi. Mereka tidak bisa menangkap simbol yang dipakai Yesus dengan menunggangi keledai. Mengikut Yesus haruslah dengan motivasi yang benar. Motivasi kita perlu dimurnikan dalam mengikut Yesus. Bukan untuk hidup duniawi saja tetapi terlebih untuk jiwani dan rohani kita. Mengikut Yesus untuk mengubah hati dan pikiran kita. Mengikut Yesus supaya hidup kita berkenan bagi Allah dan sesama.

Penutup/ kesimpulan

  • Kita telah sampai ke Minggu Passion VII terakhir disebut juga Minggu Palmarum. Selanjutnya kita akan memasuki rangkaian ibadah pra Paskah yang dimulai dengan Kamis Putih, Jumat Agung, Sabtu Pengharapan dan Paskah. Seperti Tuhan Yesus taat dan setia sampai akhir marilah kita tetap taat dan setia mengikut Yesus. Marilah kita merenungkan sengsara Tuhan Yesus, khususnya masa-masa ini, masa kita memutus penularan virus corona, menyangkal diri, memikul salib, dan mengikut Yesus, stay at home, social/physical distancing, menjaga kebersihan, kesehatan, mari kita kerjakan bersama. Merenungkan jalan kesengsaraan Yesus (Via Dolororosa) dan jalan salib (Via Crucis) bersama-sama dengan orang-orang terdekat kita di rumah.
  • Mengikut Yesus artinya mengambil posisi dibelakang Yesus, meneladani-Nya baik pikiran, sifat/ karakter, melakukan perkataan-Nya, perbuatan dan  tujuan hidup-Nya. Tuhan Yesus mengatakan : Barangsiapa mau mengikut Aku, dia harus menyangkal diri, memikul salib dan mengikut Dia (Markus 8:34, 35). Supaya kita sanggup setia mengikut Yesus, kita harus tinggal di dalam Dia. Dengan tinggal di dalam-Nya maka kita akan dimampukan mengikuti-Nya dengan benar (bd.Yoh. 15:5). Konsep “memikul salib” pada jaman ini seringkali kehilangan makna aslinya. Seringkali kita menggunakan “salib” sebagai kiasan akan situasi yang sukar dan tidak menyenangkan (contoh: tingkah laku anak remajaku ini adalah salib yang harus kupikul). Akan tetapi, kita perlu mengingat bahwa Yesus memerintahkan pengikut-Nya untuk menyangkal diri secara radikal. Bagi orang yang tinggal di abad pertama, salib hanya mempunyai satu makna – kematian.
  • Mengikut Yesus adalah keputusan dan tindakan tetap terus-menerus. Artinya, kita mengikut Dia dengan kesadaran dan komitmen, kita tidak asal-asalan dan ikut-ikutan saja. selanjutnya mengikut Yesus adalah aksi atau tindakan tetap dan berkelanjutan. Setiap hari bahkan setiap saat kita harus mengikuti-Nya dengan taat dan setia. Mengikut Yesus sampai akhir hayat kita. 
  • Mengikut Yesus tidak ada syarat, artinya kalau bersyarat, jika sesuai keinginan kita kita mengikuti-Nya, tetapi kalau berlawanan dengan kemaun, kita meninggalkan-Nya atau membelakangi-Nya.
  • Walau ada konsekuensi mengikut Yesus, tidak populer, melawan kebiasaan yang ada, ada yang tersinggung lalu memusihi kita, kita tidak pernah undur untuk mengikuti-Nya, karena bagi kita adalah jalan yang terbaik. Karena kita percaya dengan mengikuti-Nya kita beroleh sukacita, kehidupan dan keselamatan kekal (bdk. Wahyu 2:10c). Amin.

Pdt. Obet Ginting, S.Th,MA