Minggu Passion VI – Judika : Berilah keadilan kepadaku ya Allah!

Invocatio    : Tunjukkanlah kasih setiaMu yang ajaib, ya Engkau yang menyelamatkan orang-orang

yang berlindung pada tangan kananMu terhadap pemberontak (Maz. 17:7).

Bacaan       : Zefanya 2:1-3.

Khotbah    : 2 Petrus 1:1-9 

Tema         : Mendapat bagian di dalam kemuliaan dan kebaikan Tuhan

Minggu kedua kita “Stay at home, menjaga diri, saling menjaga dengan orang-orang terdekat kita.” Beribadah di rumah kita masing-masing, kita percaya Tuhan senantiasa menjaga kita.

Segala hal yang dijanjikan Tuhan dalam firmanNya, bukan hanya sekedar kita ketahui, tetapi juga untuk kita imani dan alami. Sebagaimana Tuhan menyertai dan memberkati bangsa Israel melalui berkat-berkat rohani yang membuat bangsaNya itu tidak berkekurangan dalam segala hal. Semua itu boleh mereka terima dan alami jika bangsa itu selalu setia mempelajari/menghayati dan  melakukan perintah-perintah Tuhan. Walaupun dalam fakta sejarah perjalanan bangsa itu sering sekali berpaling dari perintah Tuhan itu sendiri sehingga murka Tuhan Allah yang mereka terima sebagai imbalan dari ketidak setiaan mereka. Namun Tuhan Allah secara terus menerus menyatakan kasih dan kerinduan akan pertobatan umatNya. Tuhan memberikan kesempatan demi kesempatan agar umatNya merasakan berkat dalam kemuliaan dan kebaikanNya. Pertobatan umat itu harus dinyatakan dengan seruan, “Berilah keadilan kepadaku ya Allah” – Seturut Minggu ini, Minggu Passion VI yang disebut Minggu Judika, agar setiap kita yang percaya merasakan keadilan Tuhan. Seturut tema : Mendapat bagian di dalam kemuliaan dan kebaikan Tuhan.

  • Melaluia Invocatio, Masmur 17:7, Daud melalui masmur ini berdoa kepada Tuhan agar Tuhan senantiasa memberi penyertaan di dalam hidupnya. Daud merasakan banyak sekali pergumulan dan ketidak-adilan yang dihadapinya. Tetapi Daud percaya hanya Tuhanlah tempat yang paling aman untuk perlindungan yang mampu menjaga dan membebaskan dari segala ketakutan, kekhwatiran. Tuhanlah tempat yang aman  bagi orang yang selalu berseru kepadaNya (Maz. 17:7).
  • Demikian juga Zefanya, Zefanya 2:1-3, nats bacaan kita, sekaligus menjadi perenungan bagi kita bagaimana sikap kita, sikap umat Tuhan ketika hukuman atas ketidaksetiaan dijalankan? Apakah kita menerimanya sebagai peringatan untuk meluruskan jalan dan sikap hidup yang benar dihadapan Tuhan? Pasrah menerima keadaan bukanlah sikap yang tepat dalam menghadapi hukuman Allah (murka Allah) yang begitu mengerikan (Zef.2:1). Zefanya menekankan ajakan untuk bertobat. Allah akan menghukum manusia atas keberdosaannya. Tetapi penghukuman bukan akhir dari segalanya, jika kita/jika umatNya mencari hadirat-Nya, melakukan keadilan dan hidup dalam kerendahan hati, akan lepas/lewat dari murka Tuhan. Gampang-gampang susah memang, ketika kita melihat karakter manusia, yang gampang terombang ambing. Dibutuhkan waktu karena terkadang manusia tidak memahami dirinya secara integral. Zefanya mengundang dan memotivasi bangsanya yang acuh tak acuh agar memahami bahwa “pintu” kasih Allah masih terbuka lebar (bd.Zef.2:1-3).
  • Dalam mats khotbah kita, Petrus juga mengingatkan kita tentang panggilan Tuhan yang harus kita kerjakan dengan sungguh-sungguh, bukan setengah-setengah, bahkan sebenarnya tidak ada kata setengah-setengah dalam menjalalankan kehidupan kekristenen, Firman Tuhan seperti pedang bermata dua Artinyanya kita harus mengerjakan keselamatan kita dengan takut dan gentar (Pilipi 2:12). Karena itu Petrus memberi nasehat agar berusaha dengan sungguh-sungguh. “ ….. untuk menambahkan kepada imanmu kebajikan, dan kepada kebajikan pengetahuan, dan kepada pengetahuaan penguasaan diri dan kepada kesalehan kasih akan saudara-saudara, kasih akan semua orang (2 Petrus 1:5-7). Kata sungguh-sungguh berati melakukan dengan sepenuh hati, tidak asal-asalan atau main-main. Berusaha dengan sungguh-sungguh juga berati bahwa kita berusaha tidak dengan kekuatan sendiri dalam melakukan apa yang difirmankan tetapi mengacu pada respons kita terhadap panggilan Tuhan itu.

Aplokasi :

  1. Tujuan kehidupan kita sebagaimana dirancang Allah ketika Ia mencipta manusia adalah : Memuliakan Allah dan menikmati persekutuan denganNYA, Berhubungan baik dengan sesama, bekerja, berkuasa atas bumi. Lihatlah betapa Tuhan itu baik Ia tidak ingin kita hidup dalam penderitaan. Oleh karena itu didalam minggu Judika ini kita diingatkan kembali untuk selalu berdoa dan berserah kepada Tuhan, untuk meminta kekuatan dan penyertaan Tuhan agar kita mampu menunjukkan sikap hidup dalam keadilan dan kebenaran.
  2. Secara khusus pada saat ini ketika diperhadapkan dengan masalah covid-19, apakah ini murka Allah atas ketinggian hati manusia? Jika demikian, marilah kita tunduk dan berdoa agar murka ini segera berlalu dan keadilan Tuhan boleh kita alami. Sungguh dalam situasi ini, sebagai orang percaya, kita tidak takut mati, tapi janganlah kita mati sia-sia karena kekonyolan dan kecerobohan kita. Stay at home seturut anjuran orang-orang yang berkompeten, kita kerjakan keselamatan kita, jaga diri, jaga orang-orang yang kita kasihi, orang-orang terdekat kita.
  3. Sehebat dan sekuat apapun godaan dunia, orang yang setia di dalam iman dan berpengharapan kepada Tuhan akan memperoleh kebaikan dan kemurahanNya untuk bisa tampil beda dengan orang lain. Tak satupun yang bisa kita banggakan selain “Hidupku bukannya aku lagi, tapi Yesus hidup dalamku”. Serukanlah keadilan kepada Tuhan, agar setiap kita mendapat bagian dalam kemuliaan dan kebaikan Tuhan. Amin.

Pdt. Obet Ginting, S.Th,MA