Artikel ini dikutip dari jawaban.com dan sudah memiliki Ijin. terimakasih

JCers tahu kan kisah Uza yang mati saat menyentuh Tabut Allah? Kira-kira kenapa ya Tuhan bisa sangat marah sampai menghukum mati Uza di tempat seperti itu? Bukankah Uza berusaha untuk menyelamatkan Tabut Allah? Mari kita bahas selengkapnya!

Siapakah Uza?

Uza adalah putra Abinadab. Nama Abinadab berarti “Bapa yang mulia dan bersedia memberi.” Ahli sejarah Alkitab memperkirakan Abinadab ini adalah seorang Lewi. Perkiraan ini mendekati kebenaran jika dikaitkan dengan rumahnya yang terletak di atas bukit di Kiryat Yearim menjadi tempat penyimpanan Tabut Perjanjian.

Uza yang berarti “kekuatan” mempunyai saudara bernama Ahyo berarti “saudara.” Kedua putera Abinadab ini menjadi tokoh penting dalam peristiwa pemindahan Tabut Perjanjian yang berakhir tragis.

Tabut Perjanjian di Rumah Keluarga Abinadab

JCers, bagaimana tabut perjanjian bisa berada di rumah keluarga Abinadab?

Setelah Israel dan Filistin melakukan pertempuran yang panjang, Israel mengalami kekalahan besar. Tiga puluh ribu pasukan Israel yang berjalan kaki gugur (1 Samuel 4: 10). Kemudian, orang Filistin berhasil merebut tabut perjanjian sebagai simbol hadirat Tuhan yang selalu membawa kemenangan Israel.

Orang Filistin memindahkan Tabut Perjanjian ke Kuil Dagon, dewa mereka, di Asdod (1 Samuel 5: 2). Tetapi Tabut Perjanjian justru menimbulkan malapetaka. Terjadi wabah penyakit dan menimbulkan banyak kematian orang Filistin (1 Samuel 5: 20). Oleh karena itu, orang Filistin memutuskan mengembalikan Tabut Perjanjian itu pada Israel setelah mereka menyimpannya selama tujuh bulan (1 Samuel 6: 1).

Orang membawa Tabut Perjanjian ke Rumah Abinadab dan meletakkannya di sana. Anaknya yang bernama Eleazar bertugas menjaga Tabut Perjanjian itu.

Raja Daud Berniat Pindahkan Tabut Perjanjian

Saat Daud menjadi Raja Israel, ia berniat memindahkan Tabut Perjanjian dari Filistin ke Israel. Daud menyadari bahwa sejak jaman Raja Saul, bangsa Israel telah mengabaikan Tabut Perjanjian (1 Tawarikh 13: 3). Padahal Daud mengetahui bahwa Tabut Perjanjian adalah media pertemuan Tuhan dan umat-Nya.

Tabut Perjanjian menjadi media bagi Tuhan untuk menyampaikan perintah-perintah-Nya kepada Bangsa Israel (Keluaran 25: 22). Oleh karena itu, Daud berpikir bahwa sudah saatnya Tabut Perjanjian berada di Kota Daud atau Yerusalem sebagai pusat pemerintahan dari kota suci.

Pelaksanaan Pemindahan Tabut Perjanjian

Raja Daud dan seluruh Bangsa Israel bersepakat memindahkan Tabut Pernjanjian dari Kiryat Yearim ke Yerusalem. Daud dan seluruh orang Israel mempersiapkan pemindahan Tabut Perjanjian dengan baik. Bahkan, mereka membuat Gerobak baru untuk mengangkut benda suci itu (1 Tawarikh 13: 7). Gerobak pengangkut itu ditarik oleh sejumlah lembu.

Dua putera Abinadab, yaitu Uza dan Ahyo mengawal Gerobak pengangkut Tabut Perjanjian. Mereka mendapat kepercayaan mengendali laju Gerobak itu dari Kiryat Yearim ke Yerusalem.

Kiryat Yearim dan Yerusalem berjarak sekitar lima belas kilometer. Jalur yang dilalui melewati wilayah perbukitan yang terdapat banyak tanjakan dan turunan. Maka, menggunakan gerobak adalah cara praktis yang digunakan untuk membawa Tabut.

Uza Mati setelah menyentuh Tabut

Arak-arakan pemindahan Tabut Perjanjian tampak meriah. Daud dan seluruh orang Israel menari-nari dan menyanyi memuji Tuhan. Para pemusik memainkan kecapi, gambus, rebana dan nafiri mengiringi gerak dan suara merdu mereka (1 Tawarikh 13: 8).

Ketika rombongan tersebut sampai di tempat pengirikan Nakhon, tiba-tiba lembu-lembu penarik Gerobak tergelincir. Tabut Perjanjian yang diangkut di Gerobak turut bergerak. Uza sebagai pengawal yang berada disamping Gerobak bertindak cepat mengulurkan tangan pada Tabut Perjanjian. Namun ketika tangan Uza menyentuh Tabut, seketika tubuhnya terhempas dan ia kehilangan nyawa. Uza mati di dekat Tabut Perjanjian itu (2 Samuel 6: 7).

Raja Daud terperanjat menyaksikan peristiwa tragis tersebut. Saat itu, ia tidak habis pikir bagaimana Tuhan menghendaki kematian Uza. Daud menjadi marah kepada Tuhan karena kejadian itu (2 Samuel 6: 7). Daud mungkin berpikir bahwa tidak ada yang aneh dari tindakan Uza.

Anak muda itu wajar bereaksi menyelamatkan tabut yang nyaris jatuh. Daud mungkin juga berpikir bahwa kecelakaan itu cukup masuk akal mengingat mereka melintasi medan perbukitan terjal. Daud melampiaskan kemarahannya dengan memberikan nama pada tempat tersebut, yaitu Perez Uza atau menaklukan Uza.

Mengapa Tuhan membunuh Uza?

Peristiwa terbunuhnya Uza saat bertugas membawa tabut adalah persoalan ketidakpatuhan. Uza menjadi bagian dari keseluruhan bangsa Israel yang tidak mematuhi perintah Tuhan. Mereka cenderung melakukan apa yang mereka anggap benar. Padahal Tuhan telah memberikan instruksi rinci tentang bagaimana membawa tabut perjanjian.

Lalu apa saja peraturan Tuhan berkaitan cara membawa tabut perjanjian?

  1. Hanya orang Lewi yang boleh membawa Tabut Perjanjian (Ulangan 10: 8)
  2. Tabut itu dilengkapi kayu pengusung yang dimasukkan pada gelang-gelang yang ada di sana. (Keluaran 25: 14-15).
  3. Bani Kehat dari Orang Lewi bertugas memikul tabut dengan kayu pengusung itu. Mereka meletakkan kayu pikulan di atas bahu (Bilangan 7: 9). Hal ini berarti mereka tidak akan menggunakan gerobak atau Gerobak dalam melakukan tugasnya.
  4. Meskipun kelompok orang Lewi memiliki tugas sebagai pengusung tabut, tetapi Tuhan dengan jelas memperingatkan mereka tidak boleh menyentuh benda kudus itu. Kematian bisa menghampiri mereka jika melanggar (Bilangan 4: 15).

Dengan demikian, jika kita melihat peraturan tersebut, maka baik Daud dan Uza lupa atau mengabaikan instruksi tersebut.

Memperbaiki Kesalahan

Peristiwa kematian tragis Uza telah membuat Daud belajar hal berharga. Setelah beberapa waktu, Daud melanjutkan niatnya memindahkan Tabut Perjanjian ke Yerusalem. Daud mengambilnya dari Rumah Obed-Edom, tempat ia menitipkan tabut itu setelah peristiwa Perez Uza. Kali ini, Daud memberi instruksi bahwa tidak ada yang boleh membawa tabut Perjanjian selain orang Lewi.

Pengangkutan Tabut Perjanjian kedua ini tidak kalah meriah dibandingkan yang pertama. Seluruh orang Israel bersukacita mengiringi perjalanan pemindahan tabut itu (2 Samuel 6: 15).

Rombongan arak-arakan juga melakukan prosesi unik, yaitu para pengusung tabut akan berhenti setiap enam langkah. Saat berhenti itu, mereka mempersembahkan seekor lembu dan seekor anak lembu (2 Samuel 6: 13). Bisa dibayangkan, betapa panjang dan lamanya kegiatan itu. Berkaitan dengan hal ini, penafsir Alkitab menyatakan bahwa hal tersebut merupakan bentuk kehati-hatian dan kewaspadaan supaya tidak ada lagi pelanggaran dan orang yang mati.

Kemudian Daud dan seluruh orang Israel berhasil menyelesaikan pemindahan Tabut Perjanjian dengan lancar. Semua orang bersuka cita dengan keberhasilan ini.

Kisah ini mengajarkan kita untuk lebih menghargai apa yang menjadi aturan Tuhan dan tidak menganggap remeh atau mengambil jalan pintas dalam melakukan kehendak tersebut. Karena Tuhan selalu menghendaki apa yang terbaik untuk hidup kita untuk itu kita harus taat kepada aturan-Nya.

Sehingga kita akan terhindari dari konsekuensi buruk dalam hidup kita.

Sumber: https://www.jawaban.com/read/article/id/2021/03/28/518/210323103212/mengapa_tuhan_menghukum_uza_saat_ia_ingin_menyelamatkan_tabut_allah//all