Setelah seruan ”haleluya”, penyair memulai Mazmur 112 dengan ucapan bahagia: ”Haleluya! Berbahagialah orang yang takut akan TUHAN, yang sangat suka kepada segala perintah-Nya.” Bagi penyair, orang yang takwa sungguh akan berbahagia. Pada ayat-ayat selanjutnya penyair berupaya menjabarkan alasan ucapan bahagia itu.

Pertama, keturunannya akan diberkati. Itu berarti ingatan orang akan dirinya tak pernah putus. Sebab melihat keturunannya akan membuat orang mengingat dirinya.

Kedua, pada ayat 4 Alkitab Bahasa Indonesia Masa Kini tertera: ”Terang bersinar dalam kegelapan bagi orang jujur, bagi orang yang adil, pengasih dan penyayang.” Terang di sini di sini, bisa terang fisik, bisa pula terang batin. Itu berarti bagi orang jujur, adil, pengasih, dan penyayang tidak akan pernah ada jalan buntu dalam hidupnya. Selalu ada jalan keluar baginya.

Ketiga, pada ayat 7 penyair menyatakan: ”Ia tidak takut kepada kabar celaka, hatinya tetap, penuh kepercayaan kepada TUHAN.” Dengan kata lain, orang yang takut akan Allah tidak pernah dikuasai ketakutan karena dia telah memercayakan dirinya kepada Allah. Ia tahu bahwa Allahlah yang memegang kendali dunia ini. Dan karena itulah, Ia tidak merasa perlu takut akan kabar celaka.

Dan semuanya itu hanya mungkin terjadi bagi setiap orang yang takut akan TUHAN, yang menjalani kehendak Allah. Selamat pagi, selamat bahagia, selamat berjuang anak kami Brien Timothy Ginting dan anak-anak kami yang mengikuti UTBK hari ini, dan juga seluruh anak anggota jemaat yang berjuang di UTBK, Tuhan Yesus menolong, memelihara dan memberkati kita semua. Jaga kesehatan, ikut protokol new normal. Pdt. Obet Ginting dan keluarga.